Entri yang Diunggulkan

Kapal selam Nanggala-402

Gambar
MENGAPA AWAK KAPAL SELAM TIDAK BERUSAHA KELUAR MENYELAMATKAN DIRI Untuk mengetahui jawabannya, mari kita lebih dulu diskusi perihal tekanan udara, ya Tekanan udara diukur dalam satuan Atm (Atmosfer). Atmosfer adalah lapisan udara yang menyelimuti sekaligus menekan permukaan Bumi, termasuk permukaan lautan. Karena kita hidup dipermukaan bumi, Maka dikehidupan sehari-hari, tubuh kita mendapat tekanan udara sebesar 1 atm. 1atm = 1,033 Kg/Cm2. Artinya = Lapisan Atmosfer Bumi akan menekan setiap satu sentimeter persegi permukaan tubuh kita dengan tekanan seberat 1 Kilogram, lebih dikit. Dan tekanan maksimal yang mampu diterima manusia adalah antara 4-5 atm. Di laut,  tekanan 1 atm akan dialami disetiap kedalaman 10 meter. Jadi jika di laut kita menyelam sedalam 10 meter maka tubuh kita akan mengalami tekanan sebesar 2 atm Perinciannya sbb = 1 atm tekanan atmosfer Bumi diatas permukaan laut + 1 atm tekanan air laut dikedalaman 10 meter dibawah permukaan laut. Anggaplah KRI Nanggala-402 memil

Masuknya Simthud Durar di Indonesia

Masuknya Simthud Durar di Indonesia.

Saat ini kitab maulid Simthud Durar adalah salah satu kitab maulid yang umum dibaca di Nusantara, selain Barzanji, Syaraful Anam, Diba’i, Burdah dan Dhiya’ul Lami’.Secara umum diketahui bahwa kitab maulidSimthud Durar ditulis oleh seorang ulama karismatik asal Hadramaut Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi (w. 1915).Karena nama pengarang ini pula, banyak yang menyebut kitab ini dengan sebutan ‘Maulid al-Habsyi’. Habib Ali menulis kitab pada 1913 yang dua tahun kemudian 1915, Habib Ali meninggal dunia.Habib Ali selalu mengadakan perayaan maulid dengan membaca kitab ini satu minggu sekali di Masjid Riyadh di kota Say’un, Hadramaut.Khusus pada Kamis terakhir bulan Rabiulawal, perayaan maulid ini diadakan secara meriah dan diikuti oleh banyak jamaah. Masjid Riyadh sendiri didirikan oleh Habib Ali pada 1886.Bagaimana maulid Simthud Durar masuk ke Indonesia dan akhirnya bisa dikenal seantero negeri? Yang sering datang ke majelis kajian para habib tentu tahu dan sering mendengar ceritanya. Tulisan ini diperuntukkan bagi para sahabat yang tidak familiar dan tahu tentang informasi tersebut.Kitab maulid Simthud Durar dipopulerkan di Nusantara melalui dua jalur: yang pertama murid dan yang kedua keturunan Habib Ali. Untuk jalur murid, yang pertama kali membawa Simthud Durar ke Indonesia adalah Habib Muhammad bin Idrus al-Habsyi (w. 1917).

Awalnya Habib Muhammad mengadakan maulid di Jatiwangi, Cirebon sebelum memindahkannya ke Bogor.Karena beberapa hal, Habib Muhammad pindah ke Surabaya dan secara reguler mengadakan kajian maulid di kota ini sampai akhir hayatnya pada 1917. Setelah wafatnya Habib Muhammad, yang melanjutkan tradisi perayaan maulid Simthud Durar adalah Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi (w. 1968) atas izin keluarga Habib Muhammad.

Habib Ali Abdurrahman al-Habsyi termasuk dalam kategori murid Habib Ali pengarang Simthud Durar. Hal ini dikarenakan sejak umur 11 tahun ia memperdalam agama di Hadramaut yang mana salah satu gurunya adalah Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi.Setelah mendapatkan izin dari keluarga Habib Muhammad bin Idrus al-Habsyi, Habib Ali bin Abdurrahman al-Habsyi awalnya mengadakan maulid di kantor pusat Jamʿiyyat al-Khayr Jakarta sebelum memindahkannya ke masjid yang beliau dirikan di daerah Kwitang, Jakarta Pusat.Di Masjid Kwitang inilah, Habib Ali memulai majelis maulid pada 1918 dan berhasil mengundang banyak jamaah.Mengobservasi kegiatan tersebut pada 1930-an, peringatan maulid Nabi di Kwitang dipenuhi sesak oleh para jamaah.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

MAKALAH QADHA' DAN QADAR

Kapal selam Nanggala-402