MAKALAH
Sistem
Karburator
Electronic
Fuel Injection
Oleh
Muhammad Hasim
KELAS X TOKR II
SMK AL-BALAD JATI
TAHUN 2012/2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan
makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu
tentang “KARBURATOR MOTOR”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan.
Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun
dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah
ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “KARBURATOR MOTOR” yang sangat
bermanfaat bagi para pengguna motor. Walaupun makalah ini mungkin kurang
sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah Teknik Perawatan yakni bapak yang telah membimbing kami agar dapat
mengerti tentang bagaimana cara menyusun makalah ini. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh karena itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II
2.1 Definisi Sistem Karburator
2.1.2 Fungsi Karburator
2.1.3 Perbedaan
karburator 4 tak dan 2 tak
2.1.4 Cara Membersihkan karburator
2.1.5 Setting Karburator
2.1.6 Komponen – Komponen Karburator dan fungsinya
2.1.7 Cara Kerja
Karburator
2.2
Definisi EFI (Electronic Fuel
Injection)
2.2.1 EFI multiport
2.2.2 Prinsip Kerja Sistem EFI
2.2.3 Konstruksi Dasar Sistem EFI
2.2.4 Macam Macam Sistem Efi
2.2.5 Perawatan Mesin
Sistem Efi
2.2.6 Kelebihan Sistem EFI
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
3.2
Saran
Daftar
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara
dan bahan bakar untuk sebuah mesin pembakaran dalam. Karburator pertama kali
ditemukan oleh Karl Benz pada tahun 1885 dan dipatenkan pada
tahun 1886. Pada tahun 1893 insinyur kebangsaan Hungaria
bernama János Csonka dan Donát Bánki juga mendesain alat yang serupa. Adalah
Frederick William Lanchester dari Birmingham, Inggris
yang pertama kali bereksperimen menggunakan karburator pada mobil. Pada tahun
1896 Frederick dan saudaranya membangun mobil pertama yang menggunakan bahan
bakar bensin di Inggris, bersilinder tunggal bertenaga 5 hp (4 kW),
dan merupakan mesin pembakaran dalam (internal
combution). Tidak puas dengan hasil akhir yang didapat, terutama
karena kecilnya tenaga yang dihasilkan, mereka membangun ulang mesin tersebut,
kali ini mereka menggunakan dua silinder horisontal dan juga mendisain ulang
karburator mereka. Kali ini mobil mereka mampu menyelesaikan tur sepanjang
1.000 mil (1600 km) pada tahun 1900. Hal ini merupakan langkah maju penggunaan
karburator dalam bidang otomotif.Karburator umum digunakan untuk mobil berbahan
bakar bensin sampai akhir 1980-an. Setelah banyak kontrol elektronik digunakan
pada mobil, penggunaan karburator mulai digantikan oleh sistem injeksi bahan
bakar karena lebih mudah terintegrasi dengan sistem yang lain untuk mencapai
efisiensi bahan bakar.Injeksi bahan
bakar atau EFI (Electronic Fuel
Injection )adalah sistem injeksi bahan bakar yang dikontrol
secara elektronik. Sistem ini merupakan salah satu jenis sistem bahan bakar
pada motor bensin.Penggunaan injeksi bahan bakar akan meningkatkan tenaga mesin
bila dibandingkan dengan penggunaan karburator. Dan injeksi bahan bakar juga
dapat mengontrol pencampuran bahan bakar dan udara yang lebih tepat, baik dalam
proporsi dan keseragaman. Injeksi bahan bakar dapat berupa mekanikal,
elektronik atau campuran dari keduanya. Sistem awal berupa mekanikal namun
sekitar 1980 mulai banyak menggunakan sistem elektronik.Sistem elektronik
modern menggunakan banyak sensor untuk memonitor kondisi mesin, dan sebuah
unit kontrol elektronik (electronic control
unit, ECU) untuk menghitung jumlah bahan bakar yang diperlukan. Oleh karena itu
injeksi bahan bakar dapat meningkatkan efisiensi
bahan bakar dan mengurangi polusi, dan juga memberikan tenaga
keluaran yang lebih.
Dizaman sekarang
banyak orang yang kurang mengerti tentang perbedaan sistem karburator dan sistem
EFI (Electronic Fuel Injection) dan
kebanyakan orang mengabaikan perbedaan itu mereka tidak tahu bahwa sisitem EFI
lebih irit bahan bakar dari pada sistem karburator.
1.2
Rumusan Masalah
Secara umum, rumusan masalah makalah ini
adalah “Apa perbedaan sistem karburator dan sistem bahan bakar injeksi atau sistem EFI (Electronic Fuel Injection)?”
a. Apa definisi Sistem karburator dan sistem EFI (Electronic Fuel Injection)?
b. Apa perbedaan sistem karburator dan sisitem EFI (Electronic Fuel Injection)?
1.3
Tujuan
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah
menjelaskan perbedaan sistem karburator dan sistem EFI (Electronic Fuel Injection). Tujuan khususnya adalah
a. untuk mengetahui definisi
sistem karburator dan EFI (Electronic
Fuel Injection),
b. untuk mengetahui perbedaan
sistem karburator dan sisitem EFI (Electronic
Fuel Injection)?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Sistem Karburator
Karburator adalah
tempat mencampur bensin dan udara.Karburator salah satu bagian terpenting dari
sebuah kendaraan.
Elxotru
(2010) menyatakan bahwa “karburator merupakan salah satu bagian penting dari sistem
pembakaran internal alami mesin (normally aspirated engines) berbahan
bakar bensin dan sejenisnya yang pertama kali dirancang oleh Karl Friedrich
Benz, seorang insinyur berkebangsaan Jerman pada tahun 1885”.
Arifianto (2010)
menarik kesimpulan tentang pengertian karburator pada kutipan berikut ini,
Karburator
merupakan bagian yang penting pada sepeda motor. Hampir semua sepeda motor
menggunakan karburator karena umumnya sepeda motor menggunakan bensin sebagai
bahan bakarnya. Karena itu karburator yang baik harus mampu membuat gas yang
sempurna dan sesuai dengan kebutuhan mesin pada setiap tingkat penggunaan dan
kecepatan putaran mesin. Untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna dibutuhkan
perbanbingan bensin dan udara dalam percampuran gas, menurut teoritis adalah
1:15. Artinya 1 gram bensin harus dicampur dengan 15 gram udara.Apabila
perbandingan campurannya lebih dari 1:15 maka biasanya dikatakan campuran
miskin contoh 1:18. Apabila perbandingan campuran kurang dari 1:15 maka
dikatakan campuran kaya contoh 1:12. Didalam praktek pada umumnya digunakan
campuran kaya, ini untuk mendapatkan daya mesin yang lebih besar (boros mesin).
Dan dengan sebaliknya apabila menghendaki bahan bakar yang ekonomis maka bisa
digunakan campuran miskin. Untuk campuran miskin ini biasa digunakan pada mesin
4 tak karena gerakan motor ini tak secepat kerja motor 2 tak.
Kahfi (2011) menyatakan bahwa “karburator adalah sebuah alat yang
mencampur udara dan bahan bakar untuk sebuah mesin
pembakaran dalam. ... Mayoritas motor masih menggunakan karburator dikarenakan lebih ringan
dan murah, namun pada 2005 sudah banyak model baru
diperkenalkan dengan injeksi bahan bakar”
Willi (2008) menarik
kesimpulan tentang pengertian karburator pada kutipan berikut ini,
Karburator
alat sebuah alat dimana, alat tersebut memungkinkan terjadinya percampuran
antara udara dan Bahan Bakar untuk sebuah pembakaran dalam, Karburator
digunakan pada mesin kecil atau mobil-mobil tua(Biasanya dibawah tahun 1980).
Karburator mulai ditinggalkan sekitar tahun 1980 dan ganti dengan sistem
injeksi yang terkomputerisasi. Kebanyakan yang masih menggunakan karburator
adalah motor karena alat ini murah dan ringan. Namun kelemahan dari Karburator
adalah harus dibersihkan secara periodik karena Karburator dapat memiliki
kerak-kerak dari Bahan Bakar.
2.1.2 Fungsi Karburator
Elxotru (2010) menyatakan bahwa “fungsi utama karburator ialah
mencampur bahan bakar dengan udara/oksigen agar supaya bisa terbakar dengan
baik dalam ruang pembakaran. ... sebagai alat pengontrol jumlah bahan bakar dan
udara yang akan masuk ke dalam ruang pembakaran ...”.
Mbobs (2011) menerangkan bahwa “karburator sendiri berfungsi
sebagai tempat bercampurnya udara dan bahan bakar,yang nantinya hasil
pencampuran udara dan bahan bakar akan di kabutkan/di semprotkan ke ruang
bakar. ...”.
Yans (2010) berpendapat bahwa “fungsi
karburator ialah mengatur perbandingan
campuran udara dan bahan bakar,menjadikan campuran tersebut menjadi kabut,dan
menambah atau mengurangi jumlah campuran sesuai dengan kecepatan dan beban
motor yang berubah-ubah”.
Arifianto (2010) menerangkan bahwa “karburator
berfungsi untuk mencampur bahan bakar dan udara dalam perbandingan yang
tertentu sehingga menjadi gas pembakar yang dibutuhkan oleh mesin motor”.
2.1.3 Perbedaan karburator 4 tak dan 2 tak
Gustomo (2010)menarik
kesimpulan tentang perbedaan karburator 4 tak dan 2 tak pada kutipan berikut
ini,
Pada dasarnya menurut
jenis motor karburator dibedakan menjadi 2 jenis yaitu kerburator 2 tak dan 4
tak. Perbedaan paling berarti bisa dilihat dari lubang napel pada moncong
outlet karburator yang menempel pada intake manifold dan desai jarum skep.
Untuk karbu yang di desain khusus untuk mesin 2 tak, napel ini berfungsi untuk menyalurkan
oli samping ke dalam ruang bakar. Sedangkan pada karburator 4 tak napel ini
tidak ditemukan.Ciri lainnya adalah desain jarum skep yang bergerak naik turun
bersamaan dengan venturi. Pada jarum skep karbu 2 tak ujung jarum skep memiliki
bentuk yang mengecil cukup drastis mengingat mesin 2 tak butuh debit bensin
lebih banyak. Sementara karbu karbu 4 tak berbentuk sangat landai agar debit
bensin bisa rata di setiap putaran mesin. Akan tetapi apabila kita terpaksa
menggunakan karbu 2 tak ke motor 4 tak napel harus di sumbat agar tidak ada
kebocoran vakum serta modifikasi pada jerum skep. tanpa ubahan tersebut motor
tidak akan bisa lari serta boros bahan bakar.
2.1.4
Cara Membersihkan karburator
karburator adalah salah satu komponen yang penting dari kendaraan
jadi kita harus sering mengecek,menyetel, merawat,dan membersihkan karburator
Hermanto
(2007) menyatakan bahwa “karburator salah satu komponen yang paling penting kalau motor kita ingin
enak diajak jalan. Harus rajin-rajin membersihkan karburator”.
Kira (2010) menyimpulkan
bahwa “karburator memiliki peranan yang sangat penting dalam menghasilkan
tenaga mesin ... Pemeriksaan , penyetelan dan perawatan karbuarator ini akan
menentukan kehematan dari bensin yang digunakan pada sepeda motor”.
Karena
karburator salah satu komponen yang penting dari kendaraan jadi kita harus
sering mengecek,menyetel,dan merawat karburator
Supriyatno (2011) menarik kesimpulan
tentang cara menyetel karburator pada kutipan berikut ini,
Menyetel
Karburator berati mengatur kecepatan putaran mesin pada saat langsam (stationer
/ idle) dan mengatur pencampuran bahan bakar dengan udara ... Penyetelan
karburator harus dalam keadaan mesin hidup dan telah panas. Adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut.
1. Putarlah sekerup penahan skep (throttle) sehingga putaran mesin meninggi.
2. Putarlah sekerup pengatur udara (air screw / pilot screw) kearah kanan
hingga putaran mesin menurun.
3. Putarlah kembali ke kiri agar putaran mesin naik kembali. (Berhentilah
memutar saat putaran mesin agak naik.
4. Dengan posisi sekerup seperti ini putaran mesin agak tinggi, maka untuk
menurunkannya putarlah sekerup penahan skep ke arah kiri hingga putaran mesin
pada kecepatan yang sesuai sengan spesifikasi.
Kira (2010) menyimpulkan bahwa
karburator harus sering di periksa untuk menentukan kehematan bensin pada
sepeda motor.
Admin (2009) menarik
kesimpulan tentang cara merawat karburator pada kutipan berikut ini,
Karburator memiliki
peran yang sangat vital bagi kendaraan Anda. Jika perawatannya tidak baik, maka
besar kemungkinan motor menjadi rewel dan bisa ngadat saat Anda kendarai. Untuk
itu membersihkan karburator, paling tidak 3 bulan sekali. Karena kalau sering
dibongkar pasang dapat membuat baut cepat aus. Lalu, bagaimana cara
membersihkannya?
1. Bersihkan filter udara/penampung
debu
Lepaskan filter udara
yang terpasang pada mulut karburator, lepas busa filter lalu bersihkan dengan
cairan pembersih, kemudian biarkan kering sendiri. Jangan dibersihkan dengan
cara disemprot udara bertekanan tinggi, karena dapat menyebabkan rusaknya
pori-pori busa filter tersebut.
2. Bersihkan karburator
Buka karburator dengan
cara melepas baut-baut pengikat, tutup karburator, katup cuk/choke, kran
bensin. Gunakan kunci yang sesuai agar alat-alat tersebut tidak gampang dol.
Lepas komponen-komponen karburator lalu tempatkan dalam wadah yang berisi cairan
pembersih, biar gampang gunakan cairannya bensin. Lepas mangkok karburator,
pelampung dan jarum pelampung, main jet, pilot jet, dan yang lainnya. Hati-hati
terhadap parts yang kecil-kecil dan seal/karet pelindung, tempatkan dalam wadah
yang mudah terlihat, agar nanti saat pemasangan tidak bingung mencarinya.
Jika sudah terlepas semuanya maka bersihkan karburator dengan kuas, lalu
semprot lubang-lubangnya dengan udara bertekanan tinggi. Gunakan amplas halus
untuk membersihkan kotoran pada spuyer-spuyer, Jangan terlalu banyak
mengamplasnya, karena dapat menyebabkan perubahaan ukuran diameter spuyer.
Setelah bersih, pasang kembali spuyer-spuyer tersebut. Gunakan obeng spuyer dan
pengecangannya jangan terlalu keras, cukup gunakan dua jari pada ujung obeng.
3. Setel tinggi pelampung
Sebelum dipasang
komponen-komponen karburator, jangan lupa untuk mengatur tinggi pelampung
bensin dengan menggunakan jangka sorong/stigmat.
4. Rakit karburator
Pasang kembali bagian-bagian karburator yang tadi dilepas. Rakit karburator
dan filter udara dengan dipasangkan kembali pada lubang mesin. Lalu setel
kongdisi langsam motor pada keadaan mesin hidup. Setel spuyer angin-angin
dengan cara memutar searah jarum jam smpai mentok, lalu putar balik beberapa
putaran sesuai dengan standar mesin atau kondisi mesin motor kita.
Setel juga baut penyetel langsam yang terletak di pinggir badan karburator.
Setel pada keadaan panas mesin yang ideal. Setelan putaran mesin jangan terlalu
rendah atau pelan, hal ini dapat menyebabkan oli tidak dapat naik karena tidak
terpompa akibat rendahnya putaran mesin.
Noabdan (2011) menarik kesimpulan tentang cara menyetel karburator motor
pada kutipan berikut ini,
kadang akselerasi motor kita terasa kurang mantap salah satunya karena
posisi penyetelan karburator yang kurang pas dan sekarang saya akan memberi
tahukan cara menyetel karburator motor standar berikut tutorial nya: 1.pada
saat posisi mesin off,putar baut setelan udara searah jarum jam sampai
mentok,lalu putar balik sebanyak satu setengah putaran(posisi standar baut
setelan udara karburator motor) 2. Lalu dilanjutkan saat mesin hidup putar
setelan gas ke kanan untuk membesarkan suara mesin 3. Putar setelan udara ke
kanan atau pun ke kiri untuk mencari putaran mesin tertinggi 4. Ketika sudah di
temukan putaran tertinggi kecilkan kembali setelan gas dan cari posisi langsam.
2.1.5 Setting Karburator
Dhani (2011) menarik kesimpulan tentang cara setting karburator
motor pada kutipan berikut ini,
Cara mudah
seting karburator yang murah meriah adalah di seting sendiri tanpa harus pergi
ke bengkel. Ombobon akan mencoba menjelaskan proses penyetelan karburator
standart yang sangat mudah, tetapi lebih bagus kalau karburator di bersihkan
dulu dan filter bensin serta filter udara juga ikutan di bersihkan supaya
kotoran atau endapan yang ada didalamnya dapat di buang begitu juga dengan
pilot dan main jet ikut bersihkan. Untuk pilot dan main jet kalo bisa di
bersihkan dengan carburator cleaner supaya waktu lebih singkat tapi kalo gak
punya ya... pake bensin aja ato pake tiner kalo punya.
Setelah dibersihkan pasang kembali sparepart karburator ke posisi semula dan
tempatkan ke manifold dengan baik dan benar.... kalo tidak bisa terjadi
kebocoran pada sambungan.
1. Putar ke kanan setelan angin sampai mentok kemudian putar balik ke kiri
untuk motor bebek 1,4 - 1,5 putaran dan untuk motor sport sampe 2,5 putaran.
2. Setel gas untuk putaran 3000 - 5000 rpm
3. Hidupkan mesin......bremmm...bremmmm
4. Kemudian Setel baut angin sampai posisi suara mesin tertinggi atau suara
knalpot tidak nembak walau sekecil apapun kira kira antara 1,4 - 1,6 putaran
untuk motor bebek. untuk motor sport dari 2,4 - 2,6 putaran.
5. Jika sudah ketemu suara mesin tertinggi maka turunkan setelan baut gas
hingga posisi idle atau gak matian.....(900 -1100 rpm)..
6. Lalu cek sekali dua kali untuk di gas.... bremmm.....bremmmm dan setelah
posisi
idle mesin
gak mati ...maka motor sudah enak di ajak jalan jalan dan mudah mudahan irit.
7. Kalau masih mati ulangi proses dari pertama biar puas...puas.
Dhani (2011)
juga mejelaskan cara Setting Main Jet dan Pilot Jet Karburator pada kutipan berikut,
Banyak bikers yang tidak puas dengan setingan mesin dari pabrikan.
Apalagi motor sudah dikorek maka main-jet dan pilot-jet karburator perlu di
setting ulang.
Setingannya tergantung pada korekan motor masing-masing, yang penting bedakan
rasa tarikan motor di mesin. Lakukan penyetelan gas dan angin secara tepat.
Jika motor dicoba digeber atau gasfull terus tarikannya kurang maka setelan
main jet kurang pas.Coba naikan setelan 5 angka dulu. Setelah itu, coba tarik
gas lagi. Jika pada tarikan gas yang tinggi masih ada jeda pada pasokan bensin
atau masih mberebet, berarti main-jet masih kurang juga. Bisa naikan satu step
lagi, atau jadi 7 atau 7,5 angka. Biasanya, untuk korekan harian kenaikan itu
sudah cukup tinggi.
Sebaliknya, jika saat di gas malah terasa mbrebet di putaran atas. Itu artinya,
kenaikan main-jet yang dilakukan terlalu besar dan harus diturunin. Selain
mbrebet, setelan main kegedean maka akan berdampak bensin menjadi boros. Bensin
terbuang dan tidak terbakar maksimal. Bisa dilihat di busi. Kalau cepat sekali
hitam, berarti setelan main jet terlalu besar, ciri-ciri kondisi bisa dilihat
pada tema busi.
Sementara untuk setelan pilot-jet karburator, coba hal ini. Nyalakan motor,
jika motor susah hidup setelah dilakukan penyetelan atau bisa hidup tapi pada
putaran bawah tampak seperti ada jeda atau kosongnya tarikan seperti bensin
tidak jalan. Itu artinya pilot-jet tidak pas, perlu dinaikan. Cara menaikkan
juga bertahap. Sama seperti kenaikan main-jet, coba dinaikan 5 angka dulu, jika
masih kurang bisa dinaikkan satu step lagi antara 5 sampai 7,5 angka. Tentu
saja, tergantung karakter mesin msing-masing dan jenis karburator. Tapi
biasanya setingan pilot dan main-jet karburator nggak sampai 10.
2.1.6 Komponen – Komponen Karburator dan
fungsinya
Arifianto (2010) menjelaskan komponen-komponen karburator dan fungsinya
pada kutipan berikut,
1. Mangkok karburator ( float
chamber )berfungsi untuk menyimpan bensin pada waktu belum digunakan.
2. Klep / Jarum Pelampung
berfungsi untuk mengatur masuknya bensin kedalam mangkok karburator.
3. Pelampung ( float )
berfungsi untuk mengatur agar tetapnya bahan bakar didalam mangkok karburator.
4. Skep / Katup Gas berfungsi
untuk mengatur banyaknya gas yang masuk kedalam silinder.
5. Pemancar Jarum ( main jet /
needle jet ) berfungsi untuk memancarkan bensin waktu motor di gas besarnya
diatur oleh terangkatnya jarum skep.
6. Jarum Skep / Jarum Gas ( jet
needle ) berfungsi untuk mengatur besarnya semprotan bensin dari main nozzle
pada waktu motor di gas.
7. Pemancar besar / induk (
main jet ) berfungsi untuk memancarkan bensin waktu motor di gas full ( tinggi
).
8. Pemancar kecil / stasioner (
slow jet ) berfungsi untuk memancarkan bensin waktu langsam / stationer.
9. Sekrup Gas / Baut Gas (
throttle screw ) berfungsi untuk setelan posisi skep sebelum di gas.
10. Skrup udara / baut udara (
air Screw ) berfungsi untuk mengatur banyaknya udara yang akan dicampur dengan
bahan bakar.
11. Katup Cuk ( choke valve )
berfungsi untuk menutup udara luar yang masuk ke karburator sehingga gas
menjadi kaya digunakan pada waktu start.
2.1.7 Cara Kerja Karburator
Pendidikan (2011) menyatakan prinsip atau cara kerja karburator pada
kutipan berikut,
Pada waktu sepeda motor dihidupkan piston dalam silinder melakukan langkah hisap, hisapan ini membuat
udara dari luar masuk ke dalam karburator. Kecepatan udara mengalir melewati
spuyer kecil, sehingga mengakibatkan tekanan udara mejadi rendah, akibatnya
bensin dalam ruang pelampung ikut terhisap naik keluar melalui spuyer
kecil.Bensin yang naik keluar bercampur dengan udara menjadi kabut/gas yang
merupakan campuran udara dengan bensin.
Gas ini akan masuk ke dalam ruang bakar di mesin untuk kemudian dibakar.
Prinsip kerja karburator sebenarnya hampir mirip dengan semprotan obat nyamuk.
Arifianto (2010)
menerangkan cara kerja karburator pada kutipan berikut,
Pada waktu mesin di hidupkan silinder mengadakan gerak
isap maka isapan tersebut mengisap udara luar masuk ke dalam motor melalui
spoeyer/jet, maka tekanan udara di permukaan jet rendah dan dari dalam spoeyer
tadi memancarkan bensin. Sedangkan pancaran tersebut berupa kabut
bensin/atomisasi yang disebabkan oleh adanya udara yang mengalir melalui
saluran udara ke masing-masing spoeyer. Baik itu merupakan slow jet atau main
jet. Sehingga dengan mudah bercampur udara menjadi gas yang diperlukan oleh
motor dan pencampuran ini disebut venture. Dan inilah cara kerja karburator
pada umumnya baik pada putaran mesin rendah maupun tinggi.
2.2 Definisi EFI (Electronic Fuel Injection)
Efi adalah sisitem injeksi yang menggunakan
elektronis atau sisitem injeksi elektronis. Sistem ini langkah maju dari sistem
karburator yang menggunakan sistem injeksi mekanis.
Firstiawan (2010) menyimpulkan bahwa “eletronic
Fuel Injection (EFI) adalah teknologi pengontrolan penginjeksian bahan bakar
yang berkembang saat ini pada mesin bensin menggantikan karburator”.
Ifan (2011) menarik kesimpulan tentang
definisi EFI pada kutipan berikut,
Sistem bahan bakar tipe
injeksi merupakan langkah inovasi yang sedang dikembangkan untuk diterapkan
pada sepeda motor. Tipe injeksi sebenarnya sudah mulai diterapkan pada sepeda
motor dalam jumlah terbatas pada tahun 1980-an, dimulai dari sistem injeksi
mekanis kemudian berkembang menjadi sistem injeksi elektronis. Sistem injeksi
mekanis disebut juga sistem injeksi kontinyu (K-Jetronic) karena injektor
menyemprotkan secara terus menerus ke setiap saluran masuk (intake manifold).
Sedangkan sistem injeksi elektronis atau yang lebih dikenal dengan Electronic
Fuel Injection (EFI), volume dan waktu penyemprotannya dilakukan secara
elektronik. Sistem EFI kadang disebut juga dengan EGI (Electronic Gasoline
Injection), EPI (Electronic Petrol Injection), PGM-FI (Programmed Fuel
Injenction) dan Engine Management. Penggunaan sistem bahan bakar injeksi
pada sepeda motor komersil di Indonesia sudah mulai dikembangkan. Salah satu
contohnya adalah pada salah satu tipe yang di produksi Astra Honda Mesin, yaitu
pada Supra X 125. Istilah sistem EFI pada Honda adalah PGM-FI (Programmed Fuel
Injection) atau sistem bahan bakar yang telah terprogram. Secara umum,
penggantian sistem bahan bakar konvensional ke sistem EFI dimaksudkan agar
dapat meningkatkan unjuk kerja dan tenaga mesin (power) yang lebih baik,
akselarasi yang lebih stabil pada setiap putaran mesin, pemakaian bahan bakar
yang ekonomis (iriit), dan menghasilkan kandungan racun (emisi) gas buang yang
lebih sedikit sehingga bisa lebih ramah terhadap lingkungan. Selain itu, kelebihan
dari mesin dengan bahan bakar tipe injeksi ini adalah lebih mudah dihidupkan
pada saat lama tidak digunakan, serta tidak terpengaruh pada temperatur di
lingkungannya.
Edie (2011) menarik kesimpulan tentang
definisi EFI pada kutipan berikut,
Sistem
Electronic Fuel Injection ( EFI) mulai dikembangkan oleh Toyota sejak tahun
1971, tahap-tahap itu masih bertaraf percobaan. Baru pada tahun 1981 pertama
kali diterapkan pada mesin Toyota Crown. Sebelum itu beberapa mobil Eropa
memang sudah menggunakan cara injeksi bahan bakar. Namun cara yang digunakan
berbeda dengan yang sekarang sangat populer dengan istilah EFI. EFI yang
dikendalikan oleh ECU (Electronic Control Unit) - sangat membutuhkan campur
tangan sistem elektronik. Secara singkat dapat dijelaskan bahwa, di saat kaki
pengemudi menekan pedal gas maka sensor air flow meter, akan mengirimkan sinyal
ke EFI-ECU. Setelah data tersebut diolah, ECU memerintahkan agar injektor
mengirimkan sejumlah bahan bakar sesuai banyaknya udara yang dikirim lewat air
flow meter. Air flow meter adalah sebuah peralatan yang terletak pada tempat
dimana dipasangkan "karburator" pada mobil yang menggunakan
karburator.
2.2.1 EFI multiport
Edie (2011) menarik kesimpulan tentang
definisi EFI multiport pada kutipan berikut,
Saat ini yang banyak
digunakan adalah cara kerja multi port, karena penyemprotan yang langsung ke
intake port. Untuk mendapatkan pembakaran yang paling ideal maka dibutuhkan
pertama campuran bahan bakar dan udara yang homogen dan kedua saat pengapian
yang tepat. Pada mesin mobil yang dilengkapi dengan EFI, bahan bakar dan udara
diatur sebaik-baiknya oleh perangkat elektronik yang dinamakan Electronic
Control Unit. Begitu kaki Anda menekan pedal gas, air flow meter akan
mengirimkan sinyal ke ECU. ECU akan mengelolah data kemudian
memerintahkan/mengatur berapa banyak bahan bakar yang perlu disemprotkan ke
depan intake port setiap silinder, dan sudah dalam bentuk kabut serta di
langkah isapnya mesin. Letak injektor yang tepat di depan saluran masuk ke
ruang bakar mesin, membuat bahan bakar dan udara yang sudah bercampur menjadi
homogen langsung terisap kedalam ruang bakar.
2.2.2 Prinsip Kerja Sistem EFI
Ifan (2011) menyimpulkan
tentang prinsip kerja sistem EFI pada kutipan berikut ini,
Istilah sistem injeksi
bahan bakar (EFI) dapat digambarkan sebagai suatu sistem yang menyalurkan bahan
bakarnya dengan menggunakan pompa pada tekanan tertentu untuk mencampurnya
dengan udara yang masuk ke ruang bakar. Pada sistem EFI dengan mesin berbahan
bakar bensin, pada umumnya proses penginjeksian bahan bakar terjadi di bagian
ujung intake manifold/manifold masuk sebelum inlet valve (katup/klep masuk).
Pada saat inlet valve terbuka, yaitu pada langkah hisap, udara yang masuk ke
ruang bakar sudah bercampur dengan bahan bakar. Secara ideal, sistem EFI harus
dapat mensuplai sejumlah bahan bakar yang disemprotkan agar dapat bercampur
dengan udara dalam perbandingan campuran yang tepat sesuai kondisi putaran dan
beban mesin, kondisi suhu kerja mesin dan suhu atmosfir saat itu. Sistem harus
dapat mensuplai jumlah bahan bakar yang bervariasi, agar perubahan kondisi
operasi kerja mesin tersebut dapat dicapai dengan unjuk kerja mesin yang tetap
optimal.
2.2.3 Konstruksi Dasar Sistem EFI
Secara umum, konstruksi
sistem EFI dapat dibagi menjadi tiga bagian/sistem utama, yaitu;
a) sistem bahan bakar
(fuel system)
Sistem bahan bakar digunakan untuk menyalurkan bahan bakar dari tangki
bahan bakar sampai ke ruang bakar. Sistem ini terdiri dari tangki bahan
bakar (fuel pump), pompa bahan bakar (fuel pump), saringan bahan bakar (fuel
filter), pipa/slang penyalur (pembagi), pengatur tekanan bahan bakar (fuel
pressure regulator), dan injektor/penyemprot bahan bakar. Sistem bahan bakar
ini berfungsi untuk menyimpan, membersihkan, menyalurkan dan menyemprotkan
/menginjeksikan bahan bakar.
Adapun fungsi
masing-masing komponen pada sistem bahan bakar tersebut adalah sebagai berikut:
1) Fuel suction filter berfungsi untuk menyaring kotoran agar tidak terisap pompa bahan
bakar.
2) Fuel pump moduleberfungsi untuk memompa dan mengalirkan bahan bakar dari
tangki bahan bakar ke injektor. Penyaluran bahan bakarnya harus lebih banyak
dibandingkan dengan kebutuhan mesin supaya tekanan dalam sistem bahan bakar
bisa dipertahankan setiap waktu walaupun kondisi mesin berubah¬ubah.
3) Fuel pressure
regulator berfungsi untuk mengatur
tekanan bahan bakar di dalam sistem aliran bahan bakar agar tetap/konstan.
4) Fuel feed hose berfungsi untuk slang untuk
mengalirkan bahan bakar dari tangki menuju injektor. Slang dirancang harus
tahan tekanan bahan bakar akibat dipompa dengan tekanan minimal sebesar tekanan
yang dihasilkan oleh pompa.
5) Fuel Injector
berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar ke saluran masuk (intake manifold)
sebelum, biasanya sebelum katup masuk, namun ada juga yang ke throttle body.
Volume penyemprotan disesuaikan oleh waktu pembukaan nozel/injektor. Lama dan
banyaknya penyemprotan diatur oleh ECM (Electronic/Engine Control Module) atau
ECU (Electronic Control Unit).
Terjadinya
penyemprotan pada injektor adalah pada saat ECU memberikan tegangan listrik ke
solenoid coil injektor. Dengan pemberian tegangan listrik tersebut solenoid
coil akan menjadi magnet sehingga mampu menarik plunger dan mengangkat needle
valve (katup jarum) dari dudukannya, sehingga saluran bahan bakar yang sudah
bertekanan akan memancar keluar dari injektor.
b) sistem kontrol elektronik (electronic control
system)
Komponen sistem kontrol elektronik terdiri dari beberapa sensor
(pengindera), seperti MAP (Manifold Absolute Pressure) sensor, TP (Throttle
Position) sensor, IAT (Intake Air Temperature) sensor, bank angle sensor, EOT
(Engine Oil Temperature) sensor, dan sensor-sensor lainnya. Pada sistem ini
juga terdapat ECU (Electronic Control Unit) atau ECM dan komponen¬komponen
tambahan seperti alternator (magnet) dan regulator/rectifier yang mensuplai dan
mengatur tegangan listrik ke ECU, baterai dan komponen lain. Pada sistem ini
juga terdapat DLC (Data Link Connector) yaitu semacam soket dihubungkan dengan
engine analyzer untuk mecari sumber kerusakan komponen
Secara garis besar fungsi dari masing-masing komponen sistem
kontrol elektronik antara lain sebagai berikut;
1) ECU/ECM; menerima
dan menghitung seluruh informasi/data yang diterima dari masing-masing sinyal
sensor yang ada dalam mesin. Informasi yang diperoleh dari sensor antara lain
berupa informasi tentang suhu udara, suhu oli mesin, suhu air pendingin,
tekanan atau jumlah udara masuk, posisi katup throttle/katup gas, putaran
mesin, posisi poros engkol, dan informasi yang lainnya. Pada umumnya sensor
bekerja pada tegangan antara 0 volt sampai 5 volt. Selanjutnya ECU/ECM
menggunakan informasi-informasi yang telah diolah tadi untuk menghitung dan
menentukan saat (timing) dan lamanya injektor bekerja/menyemprotkan bahan bakar
dengan mengirimkan tegangan listrik ke solenoid injektor. Pada beberapa mesin
yang sudah lebih sempurna, disamping mengontrol injektor, ECU/ECM juga bisa
mengontrol sistem pengapian.
2) MAP (Manifold
absolute pressure) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi)
tekanan udara yang masuk ke intake manifold. Selain tipe MAP sensor,
pendeteksian udara yang masuk ke intake manifold bisa dalam bentuk jumlah
maupun berat udara. Jika jumlah udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air
flow meter, sedangkan jika berat udara yang dideteksi, sensornya dinamakan air
mass sensor.
3) IAT (Engine air
temperature) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi)
tentang suhu udara yang masuk ke intake manifold. Tegangan referensi/suplai 5
Volt dari ECU selanjutnya akan berubah menjadi tegangan sinyal yang nilainya
dipengaruhi oleh suhu udara masuk.
4) TP (Throttle
Position) sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa informasi (deteksi) tentang
posisi katup throttle/katup gas. Generasi yang lebih baru dari sensor ini tidak
hanya terdiri dari kontak-kontak yang mendeteksi posisi idel/langsam dan posisi
beban penuh, akan tetapi sudah merupakan potensiometer (variable resistor) dan
dapat memberikan sinyal ke ECU pada setiap keadaan beban mesin. Konstruksi generasi
terakhir dari sensor posisi katup gas sudah full elektronis, karena yang
menggerakkan katup gas adalah elektromesin yang dikendalikan oleh ECU tanpa
kabel gas yang terhubung dengan pedal gas. Generasi terbaru ini memungkinkan
pengontrolan emisi/gas buang lebih bersih karena pedal gas yang digerakkan
hanyalah memberikan sinyal tegangan ke ECU dan pembukaan serta penutupan katup
gas juga dilakukan oleh ECU secara elektronis.
5) Engine oil temperature sensor; memberikan sinyal ke ECU berupa
informasi (deteksi) tentang suhu oli mesin.
6) Bank angle sensor; merupakan sensor sudut kemiringan. Pada
sepeda motor yang menggunakan sistem EFI biasanya dilengkapi dengan bank angle
sensor yang bertujuan untuk pengaman saat kendaraan terjatuh dengan sudut
kemiringan 550
Sinyal atau informasi
yang dikirim bank angle sensor ke ECU saat sepeda motor terjatuh dengan sudut
kemiringan yang telah ditentukan akan membuat ECU memberikan perintah untuk
mematikan (meng-OFF-kan) injektor, koil pengapian, dan pompa bahan bakar. Dengan
demikian peluang terbakarnya sepeda motor jika ada bahan bakar yang tercecer
atau tumpah akan kecil karena sistem pengapian dan sistem bahan bakar langsung
dihentikan walaupun kunci kontak masih dalam posisi ON.
Bank angle sensor
akan mendeteksi setiap sudut kemiringan sepeda motor. Jika sudut kemiringan
masih di bawah limit yang ditentukan, maka informasi yang dikirim ke ECU tidak
sampai membuat ECU meng-OFF-kan ketiga komponen di atas. Bagaimana dengan sudut
kemiringan sepeda motor yang sedang menikung/berbelok? Jika sepeda motor sedang
dijalankan pada posisi menikung (walau kemiringannya melebihi 550), ECU tidak
meng-OFF¬kan ketiga komponen tersebut. Pada saat menikung terdapat gaya
centripugal yang membuat sudut kemiringan pendulum dalam bank angle sensor
tidak sama dengan kemiringan sepeda motor.
Dengan demikian, walaupun sudut kemiringan sepeda motor sudah mencapai 550,
tapi dalam kenyataannya sinyal yang dikirim ke ECU masih mengindikasikan bahwa
sudut kemiringannya masih di bawah 550 sehingga ECU tidak meng-OFF-kan ketiga
komponen tersebut. Selain sensor-sensor di atas masih terdapat sensor lainnya
digunakan pada sistem EFI, seperti sensor posisi camshaft/poros nok, (camshaft
position sensor) untuk mendeteksi posisi poros nok agar saat pengapiannya bisa
diketahui, sensor posisi poros engkol (crankshaft position sensor) untuk
mendeteksi putaran poros engkol, sensor air pendingin (water temperature
sensor) untuk mendeteksi air pendingin di mesin dan sensor lainnya. Namun
demikian, pada sistem EFI sepeda motor yang masih sederhana, tidak semua sensor
dipasang.
c) sistem
induksi/pemasukan udara (air induction system)
Sistem induksi udara menyalurkan sejumlah udara yang diperlukan untuk
pembakaran. Sistem ini terdiri atas: air cleaner, air flow meter, throttle
body, dan air valve. Udara bersih dari saringan udara (air
cleaner)masuk ke airflow meter dengan membuka measuring plate,besarnya
pembukaan ini tergantung pada kecepatan aliran udara yang masuk ke intake
chamber.besarnya udara yang masuk kintake chamber ditentukan oleh lebarnya
katup throttle terbuka.Aliran udara masuk ke intake manifold kemudian keruang
bakar(combustion chamber)bila mesin dalam keadaan dingin,air valve megalirkan
udara langsung keintake camber dengan membypass throttle.Air valve mengirimkan
udara secukupnya keintake chamber untuk menambah putaran sampai fast idle,tanpa
memperhatikan apakah throttle dalam keadaan membuka atau tertutup.Jumlah udara
yang masuk dideteksi oleh airflow meter (L-EFI) atau dengan manifold preassure
sensor(D-EFI)
Jumlah komponen-komponen yang terdapat pada sistem EFI bisa
berbeda pada setiap jenis sepeda mesin. Semakin lengkap komponen sistem EFI
yang digunakan, tentu kerja sistem EFI akan lebih baik sehingga bisa
menghasilkan unjuk kerja mesin yang lebih optimal pula. Dengan semakin
lengkapnya komponen-komponen sistem EFI (misalnya sensor-sensor), maka
pengaturan koreksi yang diperlukan untuk mengatur perbandingan bahan bakar dan
udara yang sesuai dengan kondisi kerja mesin akan semakin sempurna.
2.2.4 Macam Macam Sistem Efi
Sistem EFI dirancang untuk mengukur jumlah udara yang dihisap dan untuk
megontrol penginjeksian bahan bakar yang sesuai. Besarnya
udara yang dihisap diukur langsung dengan tekanan
udara dalam intake manifold (D-EFI sistem) atau dengan airflow meter pada
sistem L-EFI
1) Sistem D-EFI (Manifold
Pressure Control Type)
Sistem D-EFI Mengukur Tekanan udara dalam intake manifold dan kemudian
melakukan perhitungan umlah udara yang masuk.Tetapi karena tekanan udara dan
jumlah dalam intake manifold tidak dalam konvensi yang tepat,sistem D-EFI tidak
begitu akurat dibandingkan dengan sistem L-EFI. Sistem
ini sering pula disebut “D Jetronic” yaitu merk dagang dari Bosch. Huruf D
singkatan dari Druck (bahasa Jerman) yang berarti tekanan, sedang Jetronic
berarti penginjeksian (injection).
2) Sistem L-EFI
Dalam Sistem L-EFI, airflow meter langsung mengukur jumlah udara yang
mengalir melalui intake manifold. Airflow meter mengukur jumlah udara dengan
sangat akurat, aiatem L-EFI dapat mengontrol penginjeksian bahan bakar lebih
tepat dibandingkan sistem D-EFI. Istilah L diambil dari bahasa Jerman yaitu “Luft”
yang berarti udara.
2.2.5 Perawatan Mesin Sistem Efi
Pada dasarnya, sistem EFI dibuat tangguh untuk
segala kondisi jalan, suhu dan cara mengemudi. Kerusakan atau masalah pada
sistem EFI terutama disebabkan oleh:
1. Kualitas BBM yang buruk (nilai oktan yang rendah, bensin oplosan, kandungan
sulfur yang amat tinggi pada semua jenis BBM di Indonesia dan ketiadaan aditif
pada BBM Pertamina)
2. Kelembapan udara tropis yang sangat tinggi sehingga kandungan sulfur pada
BBM bereaksi dengan uap air menjadi asam sulfat di sistem bahan bakar kendaraan
dan menimbulkan sumbatan-sumbatan pada injektor dan saluran bahan bakar
3. Modifikasi sistem kelistrikan kendaraan yang tidak benar, termasuk
penggantian kabel busi non-OEM (Original Equipment Manufacturer) maupun
pemasangan alarm
4. Upaya membersihkan injector dengan sistem Ultrasound
5. ECU (electronic Control Unit) yang kemasukan air
6. Melepas aki dengan cara yang tidak benar
7. melakukan jump start dengan cara yang tidak benar
serta melepas ECU dengan sembarangan
sopyanansori (2010) menyimpulkan cara perawatan mesin
sistem efi pada kutipan berikut,
1. Ketika menghidupkan mesin perhatikan bilamana
indikator tulisan/gambar “Check Engine” pada panel instrumen (tergantung merek
mobil) tetap menyala setelah mesin hidup selama beberapa detik, segeralah
hubungi mekanik anda;
2. Ketika sedang berkendara dan bilamana indikator Check Engine menyala,
segeralah hubungi mekanik anda;
3. Bersihkan dan gantilah saringan udara secara berkala atau tepat pada
waktunya;
4. Gantilah saringan bensin (fuel filter) secara berkala, sebaiknya setiap
15.000km atau lebih sering mengingat kondisi BBM di Indonesia yang memiliki
kandungan sulfur teramat tinggi;
5. Bersihkanlah throttle body dan idle regulator/ stepper motor secara berkala;
6. Bersihkanlah connector sensor-sensor, connector pengapian dan connector ECU
secara berkala;
7. Ganti busi secara berkala dan periksa keregangan celah busi setiap 5.000km
atau lebih sering. Gunakan busi tipe R, yaitu yang menggunakan resistor;
8. Hindari ECU (Electronic Control Unit) dari air;
9.Usahakan aki dan sistem pengisian kelistrikan (altenator dan voltage
regulatornya) selalu dalam kondisi prima;
10. Jangan sekalipun berpikir untuk memodifikasi voltage regulator dengan
sistem cut-out, Anda akan merusak ECU maupun modul pengapian (igniter/ CDI);
11. Jangan berusaha menghidupkan mesin ketika soket injektor dalam posisi
terlepas;
12. Jangan sekalipun berusaha menghubungkan injektor dengan arus aki langsung
(12 volts) karena injektor beroperasi dengan tegangan 9 volts;
13. Bersihkanlah injektor dan sistem bahan bakar secara berkala dengan sistem
pembersih yang aman, misalnya Interject Service;
14. Jangan sekalipun menggunakan sistem pembersih injektor Ultrasound;
15. Jika handak memasang alarm, yakinkan alarm itu dibuat oleh pabrikan besar
dan memiliki reputasi internasional, misalkan merek Clifford, Alpine, Kenwood,
Avital, dll. Lakukan pemasangan alarm hanya di authorized dealer. Alarm buatan
pabrikan yang tidak memiliki reputasi internasional dapat menimbulkan RFI/ MRI
yang akan mengganggu fungsi ECU;
16. Jika hendak mengganti kabel busi dgn tipe high performance/ racing,
yakinkan bahwa kabel terbuat dari bahan yang tidak menimbulkan RFI/MRI yang
dapat mengganggu fungsi ECU.
2.2.6 Kelebihan Sistem EFI
Beberapa tahun terakhir ini,
telah banyak pabrikan kendaraan mengaplikasikan teknologi injeksi bahan bakar
di setiap produknya. Beberapa produsen otomotif memberi namanya macam-macam dan
memberi kesan canggih, namun tetap bersistem kerja injection. Lantas, apa
kelebihan sistem ini jika dibandingkan dengan karburator ?.Teknologi
EFI (Electronic Fuel Injection) sebenarnya tidak dapat dikatakan sebagai
teknologi yang terbaru, karena teknologi ini sudah diterapkan beberapa tahun
lalu. Dan EFI sebenarnya baru diterapkan pada kendaraan keluaran dasawarsa
1990-an.Sebagaimana dijelaskan Achmad Rizal R, seorang yang mengerti tentang product planning, penggunaan EFI saat itu
masih terbatas pada jenis sedan (passenger
car). Baru di akhir 1990-an dan awal 2000, kendaraan tipe minivan
seperti Kijang atau SUV ikut mengadopsi. Pada era sekarang istilah EFI mulai
memperoleh saingan: PGM-FI, EPFI, ECFI, T-DIS, VVT-i, i-VTEC, MIVEC, VANOS,
Valvetronic, dan sebagainya.Istilah-istilah itu kemudian diangkat oleh para
pabrikan mobil sebagai salah satu nilai jual produk mereka.
Teknologi EFI sebetulnya erat kaitannya dengan sistem manajemen engine (SME). Engine di sini bukan dalam arti mesin, terjemahan dari kata
machinery, melainkan motor bakar. Di sinilah bahan bakar minyak (BBM) dicampur
dengan udara untuk menghasilkan gaya gerak yang membuat mobil bisa melaju.SME
muncul seiring dengan menipisnya persediaan bahan bakar minyak sehingga menuntut
engine yang semakin efisien
tanpa kehilangan kinerja yang dihasilkannya.Selain itu juga adanya tuntutan
untuk memperbaiki kualitas lingkungan hidup, terutama akibat polusi udara.Oleh
karena tuntutan itu, para ahli engine di
setiap perusahaan otomotif dan perusahaan konsultan rekayasa setiap hari
berusaha menemukan cara meningkatkan efisiensi engine yang ada.Untuk mencapai tujuan itu, para pabrikan
berlomba-lomba mencari dan menerapkan banyak teknologi baru. Mulai dari
peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk mendesain engine, pencarian dan penggunaan material
baru, terobosan dalam proses produksi, dan yang terpenting, campur tangan
kontrol elektronik dan komputer untuk mengatur kinerja engine dan peralatan pendukungnya.Engine yang ideal membakar jumlah bahan
bakar sesuai dengan kebutuhan serta menyalakan busi pada saat yang tepat sesuai
dengan kondisi operasi. Dari sini didapatkan efisiensi pemakaian bahan bakar
yang optimal pada setiap kondisi operasi dari engine.
Kondisi ini akan menghasilkan emisi gas buang lebih baik.Sebelum muncul sistem
EFI, untuk mencampur bahan bakar dengan udara digunakan karburator. Dalam
karburator ini bahan bakar dikabutkan sebagai akibat dari isapan vakum dari
venturi. Proses ini mirip semprotan obat nyamuk bertipe pompa. Namun, sebagai
alat yang murni mekanikal, karburator punya keterbatasan sehingga hanya efektif
pada daerah operasi tertentu. Sehingga karburator dirancang efektif untuk engine putaran tinggi alias mobil sport.
Jadi, tidak cocok untuk dipasang pada mobil minivan yang lebih mementingkan
torsi dan tenaga di putaran bawah dan menengah.Begitupun dengan sistem
pengapian, arus listrik dari ignition coil disalurkan
ke masing-masing busi melalui distributor. Di sini terdapat mekanisme untuk
memajukan atau memundurkan waktu pengapian agar sesuai dengan kondisi engine, yang merupakan gabungan dari vacuum advancer dan centrifugal advancer. Namun, sebagaimana
karburator, sistem distributor konvensional ini juga punya keterbatasan, karena
hanya optimum pada daerah operasi yang terbatas sesuai dengan karakteristik engine. Mengingat keterbatasan sistem
mekanis itu, para perekayasa berusaha menggabungkan sistem mekanis dengan
kontrol elektronik. Gunanya agar diperoleh fleksibilitas yang lebih dalam
daerah operasinya sehingga menghasilkan engine
dengan kinerja optimum dalam daerah operasi yang lebih luas. Lahirlah
apa yang disebut SME tadi.SME kemudian menjadi perlengkapan wajib bagi
mobil-mobil modern. Karena merupakan komponen penting, para pabrikan
membungkusnya dalam nama yang berbeda dari pabrikan lain. Toyota dan Daihatsu
memberi nama Electronic Fuel Injection alias EFI, sedangkan nama Bosch
Motro-nic dipakai oleh BMW dan Peugeot.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah yang
berjudul Sistem Karburator dan Sistem EFI (Eletronic
Fuel Injection) adalah
b.fungsi karburator ialah mengatur
perbandingan campuran udara dan bahan bakar,menjadikan campuran tersebut menjadi
kabut,dan menambah atau mengurangi jumlah campuran sesuai dengan kecepatan dan
beban motor yang berubah-ubah.
c.eletronic Fuel Injection (EFI) adalah teknologi pengontrolan
penginjeksian bahan bakar yang berkembang saat ini pada mesin bensin
menggantikan karburator.
3.2 Saran
Penulis
memberikan saran yang ditujukan untuk
a. Masyarakat
umum
b. Pemerintah
c. Bengkel
d. Mahasiswa
e. Siswa
SMK
Daftar Pustaka
Admin. 2009. Cara Membersihkan Karburator, (online),
(http://www.roda-dua.com/index.php), diakses 25 Oktober 2011.
Aktifcommunityoto1.
2011. Kontruksi Mesin EFI, (online),
(http://aktifcommunityoto1.wordpress.com/), diakses
23 Oktober 2011.
Elxotru.
2010. Mengenal Karburator, (0nline),
(http://elxotru.blogspot.com/2010/03/mengenal-karburator-motor.html),
diakses 25 Oktober 2011.
Eup, D. 2011. CARA
MUDAH SETING KARBURATOR MOTOR 4 tak, (online), (http://dhanizeggerupi.blogspot.com/), diakses 25 Oktober 2011.
Firstiawan. 2010. Jenis Mesin Injeksi, (online), (http://firstiawan.student.fkip.uns.ac.id/2010/03/10/dasar-dasar-mesin-injeksi-2/),
diakses 23 Oktober 2011.
Gombong, E. 2011. EFI, (online), (http://edie666.blogspot.com/),
diakses 23 Oktober 2011.
Gustomo, A. Tanpa tahun. Beda karburator motor 2 tak dan 4 tak, (online),
(http://autodesign-tomspiez.blogspot.com/), diakses 25 Oktober 2011.
Hermanto, A. 2007. Cara
Membersihkan Karburator, (online), (http://bengkelmotor.blogspot.com/2007/05/cara-membersihkan-karburator.html),
diakses 25 Oktober 2011.
Ifan, J. 2011. pengertian Bahan Bakar Injeksi (EFI),(online),
(justmyifan.blogspot.com), diakses
26 Oktober 2011.
Ilham. 2007. EFI eletronic Fuel
Injection pada Motor,
(online), (http://kafemotor.wordpress.com/2007/10/24/efi-electronic-fuel-injection-pada-motor/),
diakses 23 Oktober 2011.
Mbobs. 2011. Pengertian Karburator Motor Karburator
Sepeda Motor Bagian Dan Fungsi
Karburator, (online), (http://oxemvgloversmbobs-mbobs.blogspot.com/),
diakses 25 Oktober 2011.
Noabdan. 2011. Cara Menyetel Karburator, (online),
(http://noabdan.mywapblog.com/), diakses 25 Oktober 2011.
Nuraga, A. Tanpa tahun. Kelebihan Sistem EFI, (online), (http://santriberpuisi.blogspot.com/),
diakses 23 Oktober 2011.
Risanto, A. 2010. EFI eletronic Fuel
Injection, (online), (http://otorhiez.blogspot.com/2010/05/efi-electronic-fuel-injection.html),
diakses 23 Oktober 2011.
Sopyanansori.
2010. Mesin Efi,
(online), (http://sopyanansori.wordpress.com/), diakses 23 Oktober 2011.
Sujarwo, N. 2010. Setting Karburator Sepeda Motor,
(online), (http://ahita.blogspot.com/2010/12/setting-karburator-sepeda-motor.html),
diakses 25 Oktober 2011.
Contoh Makalah Sistem Karburator
BalasHapusIZIN COPY
BalasHapus