MAKALAH MATEMATIKA
“PELUANG”
Disusun Oleh :
AGung Prawoto
Ahmad irwan adi
SMK AL BALADA JATI
TAHUN AJARAN 2013 / 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Hitung
peluang mula-mula dikenal pada abad ke-17 yang bermula dari permainan sebuah
dadu yang dilempar. Peluang (kemungkinan, probability) dari permukaan
dadu yang tampak ketika dilempar, diamati dan dihitung, perhitungan sejenis ini
berkembang cukup pesat menjadi teori peluang yang banyak pemakaiannya dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam berpergian kita sering mempertanyakan apakah
terjadi hujan hari ini. Dalam berdagang kita selalu berfikir tentang
kemungkinan untuk mengambil keuntungan. Masih banyak contoh lagi yang berkaitan
dengan peluang.
B.
TUJUAN PENULISAN
1.
Untuk memenuhi tugas matematika yaitu tentang peluang.
2.
Sebagai media belajar siswa yang memberikan banyak latihan yang dapat menunjang
belajar mahasiswa.
3.
Diharapkan siswa memiliki kemampuan dalam menjelaskan konsep-konsep dalam
peluang dan dapat menyelesaikan masalah tentang peluang.
C.
RUANG LINGKUP
Membahas materi tentang peluang yang
sesuai dengan materi dalam standar isi.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Peluang
Dasar logika proses pengambilan inferensi statistik tentang suatu
populasi dengan analisa data sampel adalah peluang. Peluang adalah bilangan
yang menunjukkan seberapa besar kemungkinan suatu peristiwa akan terjadi.
Peluang mempunyai nilai antara 0 dan 1. Peluang berhubungan dengan percobaan
yang menghasilkan sesuatu yang tidak pasti.
2. Ruang
sampel dan kejadian ( peristiwa )
Ruang sampel (sample
space) adalah himpunan semua hasil yang mungkin dari suatu percobaan. Peristiwa
(kejadian, event) adalah himpunan bagian dari ruang sampel
♣ Peristiwa sederhana: hanya memuat 1 elemen
saja
♣ Peristiwa bersusun: gabungan dari
peristiwa-peristiwa sederhana
♣ Jika hasil suatu
experimen termasuk dalam himpunan A, maka dapat dikatakan bahwa peristiwa A
telah terjadi.
Percobaan adalah
suatu tindakan atau proses pengamatan yang menghasilkan outcome yang tak dapat
diperkirakan kepastiannya.
Notasi :
♣ Ruang sampel ditulis dengan notasi S
♣ Peristiwa dinotasikan dengan huruf besar:
peristiwa2 A, B, C, dst.
♣ Anggota (elemen) ruang sample dinotasikan
dengan huruf kecil: a1, a2, a3, dst. Anggota / elemen ruang (sample point)
♣ Jika ruang sampel S beranggotakan a1, a2, dan
a3, maka ruang sampel yang bersangkutan dapat disajikan sebagai: S = {a a1, a ,
a2, a , a3}
♣ Jika peristiwa A
beranggotakan a1, a2, dan a3, maka peristiwa yang bersangkutan dapat
dinotasikan sebagai A = {a1, a2, a3}
Contoh 1
Percobaan: Koin
(head dan tail) dilempar 1 kali
Hasil: tampak H
(head) atau T (tail)
Ruang sampel S = {H,
T}
Peristiwa: A = {H, T}
Contoh 2
Percobaan:
Pelemparan 2 buah koin (H dan T) sekaligus
Hasil: HH (H&H),
TT (T&T), atau HT (H&T)
Ruang sampel: S =
{HH, HT, TT}
Peristiwa: 1.
Keduanya sama, A = {HH, TT}
2. Keduanya berbeda
B = {HT}
Contoh 3
Percobaan:
pelemparan 1 buah koin 2 kali berturutan
Hasil: HH (H
kemudian H), HT (H kem T), TH (T kem H), atau TT.
Ruang sampel: S {HH,
HT, TH, TT}
Peristiwa: 1.
Berturutan sama, A = {HH, TT}
2. Berturutan beda,
B = {HT, TH}
Anggota peristiwa A
berbeda dengan anggota peristiwa B atau,
Peristiwa: 1. Muncul
gambar yang sama, B = {HH, TT}
2. Paling sedikit
muncul 1 H, A = {HH, HT, TH}
Anggota peristiwa A
menjadi anggota peristiwa B, yaitu HH
Definisi-definisi
1.
Experiment adalah proses observasi yang mengarah ke single outcome (hasil
tunggal), yang tak dapat diperkirakan.
2.
Data sampel (sampel point) adalah outcome yang paling mendasar dari
suatu percobaan.
3.
Ruang sampel (sample space) dari suatu percobaan adalah kumpulan /
koleksi / himpunan dari semua data sampel yg mungkin dihasilkan. Semua data
sampel ini merupakan anggota ruang sampel, yang peluangnya totalnya = 1.
4.
Peristwa atau kejadian (event) adalah koleksi / himpunan data sampel yang
spesific (mempunyai sifat khusus).
3. Peluang Suatu Kejadian
Aksioma
peluang :
Setiap
kejadian di ruang sampel dikaitkan dengan bilangan antara 0 dan 1, bilangan
tersebut disebut peluang.
a.
Kejadian yang tak mungkin terjadi
mempunyai pelauang nol dan dinamakan kejadian mustahil.
b.
Kejadian yang pasti terjadi
mempunyai peluang satu (peluang ruang sampel adalah satu)
c.
Peluang kejadian A bernilai antara 0
dan 1, yaitu 0 £ P (A) £1
d.
Jika A dan B adalah kejadian
sehingga AÇB = Æ,maka P(AÈB)
= P(A) + P (B)
Berdasarkan definisi di atas kita
akan menentukan arti peluang dari kejadian sederhana. Jika kita mempunyai ruang
sampel dengan anggota sebanyak n.
selanjutnya jika kita anggap bahwa kesempatan muncul setiap anggota tersebut
juga sama. Jika peluang muncul satu anggota adalah p, dan berdasarkan Aksioma (2),maka
p+
p+ p+…+ p =1
n
suku
np
= 1 Û p
=
Misalnya
pada [elemparan satu dadu berisi enam,peluang muncul angka 2 adalah
P = =
Sifat
: Nilai Peluang
Dalam ruang sampel (S) yang setiap kejadian sederhana
mempunyai peluang yang sama, maka peluang kejadian A adalah
P(A) = =
Contoh
Kita mempunyai 4 bola putih (P) dan 3 bola merah (M).
kemudian diambil satu bola secara acak. Tentukan peluang terambil bola merah.
Penyelesaian
Ruang sampel dari pengambilan satu bola adalah S = {P,P,P,P,M,M,M}
dengan setiap bola mempunyai peluang yang sama untuk terambil. Misalnya
kejadian terambil bola merah adalah A, maka n(A)
= 3. Jadi,peluang kejadian terambilnya bola merah adalah P(A) = .
4. Frekuensi
Harapan
Frekuensi
harapan adalah peluang kejadian tersebut dikalikan banyak percobaan. Misalnya
kita melakukan n kali percobaan dan A
adalah kejadian dengan peluang p dengan
(0 £ p£
1). Frekuensi harapan dari kejadian
A adalah p Î n. Jika E adalah
suatu kejadian dalam ruang contoh S dan P(E) adalah peluang terjadinya E dalam n kali percobaan maka frekuensi harapan
kejadian E didefinisikan :
F(E) = P(E) Î n
Contoh
Sekeping uang logam dilempar 30 kali,maka frekuensi harapan
muncul gambar adalah. . .
Penyelesaian
F(G) = Î 30 = 15 kali
5. Kejadian
Majemuk
Kejadian majemuk dapat dibentuk
dengan cara menggabungkan dua atau lebih kejadian sederhana. Dengan menggunakan
operasi antarhimpunan,suatu kejadian majemuk dapat dibentuk dari dua kejadian
majemuk yang lain. Operasi antarhimpunan yang dimaksudkan adalah operasi
gabungan (union) dan opersi irisan.
6. Peluang
dari Gabungan Kejadian
Misalnya A dan B adalah dua kejadian
yang terdapat dalamruang sampel S,maka peluang kejadian A atau B adalah P(AÈB) = P(A) + P(B) – P(AÇB)
7. Peluang
Gabungan Dua kejadian Saling Lepas
Apabila A dan B merupakan dua
kejadian yang saling lepas ,maka peluang gabungan dua kejadian itu adalah P(AÈB)
= P(A) + P(B).
8.
Peluang Komplemen suatu kejadian
Misal sebuah dadu bersisi enam
dilempar sekali. Kejadian A adalah munculnya bilangan 3 dan ditulis A = {3}.
Kejadian A¢ adalah munculnya bukan bilangan 3, ditulis A¢
(dibaca: A komplemen) = {1,2,3,4,5,6}. Diagram Venn untuk himpunan A dan A¢
dapat digambarkan seperti berikut.
Dari gambar di atas tampak bahwa AÇA¢
= Æ sehingga kejadian A dan kejadian A¢
merupakan kejadian yang saling lepas. Dengan demikian berlaku hubungan
P(AÈA¢) = P(A) + P(A¢) (*)
Karena A¢
merupakan komplemen A , maka AÈA¢ = S atau n(AÈA¢) = n (S). Jadi,
P(AÈA¢) = = = 1 (**)
Substitusi persamaan (**) ke persamaan (*) akan menghasilkan
P(AÈA¢) = 1 = P(A) + P(A¢) Û P(A¢) = 1 – P(A)
Sehingga dapat dinyatakan bahwa
Apabila A dan A¢ merupakan dua buah kejadian yang
saling komplemen, maka
peluang komplemen kejadian A, ditulis P(A¢),
adalah P(A¢) = 1 – P(A)
9. Kejadian
yang Saling Bebas
Misalkan dua buah bola akan diambil
secara acak dari sebuah tas yang memuat 4 bola merah dan 3 bola biru. Berapa
peluang keduanya bola merah? Jika A kejadian mendapatkan bola merah pada
pengambilan pertama dan B kejadian mendapatkan bola merah pada pengambilan
kedua. Ruang sampel S di bawah ini akan disajikan dengan dua versi yaitu dengan
pengembalian dan tanpa pengembalian. Persoalan yang akan dibahas adalah P(A dan
B) atau P(A Ç B).
1. Bola
pertama dikembalikan sebelum bola kedua diambil.
Ruang sampel S memuat 49 elemen (7 Î 7),
A dan B memuat 16 elemen (4 Î 4)
Maka : P(A Ç
B) =
=
P(A Ç B) = P(A) . P(B)
Hasil dari A Ç
B terletak di daerah persegi pada gambar di atas.
2.
Bola pertama tidak dikembalikan
sebelum bola kedua diambil. Pada pengambilan pertama kita dapat memilihi 1 dari
7 bola, tapi pada pengambilan kedua hanya ada 6 pilihan. Jadi, ruang sampel
memuat 6 elemen. Kejadian A dan B memuat 4 Î 3 atau 12 elemen, sebab 4 bola
merah dapat dipilih pada pengambilan pertama, dan hanya 3 pilihan bola merah
pada pengambilan kedua,
Maka P(A Ç
B) =
P(A Ç B) =
P(A Ç B) = P(A) . P(B/A)
Peluang kejadian B dengan syarat A
telah terjadi.
Contoh tersebut secara umum disebut peluang bersyarat
Untuk P(A) peluang kejadian A,
P(B/A) peluang kejadian B dengan syarat A telah terjadi. Jika P(A Ç
B) peluang terjadinya A dan B, maka P(A Ç
B) = P(A) . P(B/A)
Dua kejadian seperti tersebut
dinamakan tidak saling bebas. Jika
P(B/A) = P(B) maka akan diperoleh
P(A Ç B) = P(A) . P(B)
Dan dua kejadian tersebut dinamakan saling bebas.
BAB III
PENUTUP
a) Kesimpulan
a.
Di dalam makalah ini kita dapat
mempelajari matematika tentang peluang. Pada bab peluang, materinya meliputi
kaidah pencacahan, permutasi, kombinasi, ekspansi binominal, ruang sampel,
peluang, frekuensi harapan, komplemen dan kejadian majemuk.
b. Peluang merupakan bagian matematika
yang membahas pengukuran tingkat keyakinan orang akan muncul atau tidak
munculnya suatu kejadian atau peristiwa. Ruang sampel adalah himpunan semua
hasil/kejadian yang mungkin terjadi dan dilambangkan dengan S. Di dalam
peluang dikenal ruang sampel dan titik sampel. Permutasi adalah susunan
unsur-unsur yang berbeda dalam urutan tertentu. Kombinasi adalah susunan
unsur-unsur dengan tidak memperhatikan urutannya.
c.
Sifat-sifat peluang, misalnya S
suatu ruang sampel dan A suatu kejadian pada ruang sampel S.
d. Jika A = Ø maka P (A) = O
e.
Nilai peluang kejadian A, yaitu P
(A) berkisar dari O sampai 1 (O ≤ P (A) ≤ 1).
f. Jika S ruang sampel maka P (S) = 1.
b) Saran
Dalam peluang yang memiliki pengertian
himpunan kemungkinan hasil dari suatu percobaan. Pastinya perhitungan
matematika dengan menggunakan peluang digunakan manusia dalam kehidupan
sehari-hari dimana kita sering dihadapkan pada suatu pertanyaan yang tidak
diketahui jawabannya tetapi harus dijawab mungkin atau tidak mungkin. Saran
kami peluang itu tidak harus digunakan dalam kegiatan sehari-hari karena
perhitungan menggunakan peluang cukup rumit. Dan sebagian besar disekitar kita
juga ada yang tidak bisa menghitung. Jadi dalam mengetahui sesuatu hal bukan
hanya bisa menggunakan perhitungan peluang saja tetapi bisa juga dengan
praktik.
Makasih yaa mas ini sangat membantu skali :)
BalasHapusiya sama - sama semangat dek
Hapuslagunya enak.. btw,, judulnya apa? hiksss....
BalasHapushahha ,, lupa dek
Hapus